Film bukan hanya sebagai tontonan penghibur belaka. Banyak sekali dampak positif dari karya digital tersebut. Memperkenalkan ; bahasa, budaya, figur, gaya hidup, ilmu pengetahuan, daerah dan lain sebagainya. Bahkan ada yang menjadikan sebagai alat propaganda sejak dari dahulu, dari awal manusia menemukan alat perekam audio dan visual.
Belitung sebuah daerah yang terletak
dipesisir pantai di pulau sumatera menjadi terkenal oleh banyak kalangan lewat
film yang dilahirkan dari sebuah karya tulisan. Dahulunya Belitung hanya
terkenal dengan hasil tambang berupa Timah, menyisakan banyak efek buruk akibat
dari pertembangan tersebut. Tetapi dibalik rusaknya alam, banyak hal yang bisa
direkam oleh kamera dan layak menjadi sebuah karya seni yang bisa
dikomersilkan. Sebab mata kamera berhasil menyorot pesona alam, kuliner, budaya
dan banyak lagi hal yang patut dinikamati di negeri lascar pelangi tersebut.
Perlahan Siak melakukan hal sama. Bukan
hanya saat ini. Seluruh sudut negeri Istana tak luput dari sorotan mata kamera
dan dikemas dalam berbagai karya, salah satunya film. Ditahun 90-an saluran TV
Pemerintah pernah menyuguhi Film yangsalah satu latarnya di Siak. Mencari
pencuri anak perawan adalah judul film yang diangkat dari sebuah novel Karya
Soeman HS. Pendidikan disekolah milik kerajaan menjadi salah satu bagian film.
Andi Lesmana seorang sarjana sastra
kelahiran Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak pernah
membuat film yang berjudul Bujang Leseng. Film berdurasi 1 Jam 45 Menit
tersebut menceritakan tentang daerahnya. Ia menitik beratkan film tersebut
menjadi sebuah kritikan. Ia mempertontonkan bagaimana fenomena masyarakat
diatas sumberdaya alama yang melimpah.
Film yang digarap dengan peralatan
seadanya tersebut berhasil beberapa kali ditayangkan distasiun TV milik Pemkab
Siak. Sebelumnya Ia bersama dengan Himpunan Mahasiswa Sungai Apit (Himapesa)
menayangkan dilayar tancap dibeberapa kampung di Kecamatan Sungai Apit. Kampung
Teluk Lanus merupakan desa perdana diputarkan karya yang diunggah di youtube
dichanel andilesmana18 tersebut. Film yang diproduksi oleh Bujang leseng
Production itu berhasil memikat masyarakat Kampung yang terletak diujung
Kabupaten Siak tersebut pada malam 5 Mei 2010.
Sungai Rawa tempat kedua ditayangkan film
yang diadakan dilapangan sepak bola tepat pada tanggal 07 Mei 2010. Di kampung
tempat lahir film tersebut tidak kalah ramai penontonnya. Lapangan hijau
dipenuhi oleh lautan manusia.
2018 Andi dengan banyak melibatkan pihak
khususnya di Kabupaten Siak mempersembahkan sebuah film yang diberi judul
Syair Pengikat. Film yang diproduksi oleh Siak Cinema tersebut berdurasi 105
menit. film tersebut menceritakan tentang Faris, salah seorang mahasiswa
ekonomi semester akhir, tak sengaja menemukan sepenggal syair kuno disebuah
buku diperpustakaan kota tempat dimana melakukan penelitian, semenjak itu ia
dihantui agar segera menyelesaikan syair yang konon tak sempat diselesaikan
oleh penulisnya tersebut.
Kenapa Faris terpilih untuk menyelesaikan
syair tua itu? Siapakah penulis syair tua itu dan untuk apa syair itu ditulis?
temukan jawabannya diFilm Syair Pengikat. Dari trailer film yang beredar, film
tersebut digarap dengan sangat apik dan penulis menilai proses pembuatannya
jauh lebih sulit dari Film Bukti Surat Cinta Dari Starla yang latarnya di Kota
Jogja.
Pikat Pesona Siak Lewat "Syair Pengikat"
4/
5
Oleh
Jailani